Cara Pahami Peraturan Permainan Tenis Meja Terbaru
tanpa RIBET
April,Ruteng,Manggrai,Flores,NTT
Setiap olahraga mestinya memiliki peraturan-peraturan
tertentu, begitu juga dengan permainan tenis meja. Peraturan permainan tenis
terbilang cukup rumit bila belum terbiasa bermain tenis meja, karena sangat
berbeda dengan peraturan olahraga-olahraga permainan lainnya.
Salah satu hal yang menjadi pembeda dari peraturan permainan tenis meja adalah perhitungan poinnya, dimana bola berpindah servis setiap poin memiliki jumlah genap. Bukan hanya itu namun masih ada beberapa perbedaan lagi yang akan dibahas secara lengkap.
ads
Peraturan
Permainan Tenis Meja Terbaru
Berikut ini peraturan tenis meja
terbaru menurut ITTF sebagai federasi tertinggi tenis meja
internasional.
|
|
Meja
- Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk
segi empat dengan panjang 2,74m dan lebar 1,525m, dan harus datar dengan
ketinggian 76 cm di atas lantai.
- Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
- Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun
harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari
ketinggian 30 cm.
- Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar
dengan garis putih selebar 2 cm pada tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap
lebar meja 1,525 m.
- Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara
vertikal oleh net paralel dengan garis akhir dan harus melewati lebar
permukaan masing-masing bagian meja.
- Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2
bagian yang sama dengan garis tengah berwarna putih selebar 3 mm, paralel
dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis tengah tersebut
harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.
Net
- Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya
dan ke dua tiang penyangga, termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke
meja.
- Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat
pada ke dua sisi atas tiang setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke dua
tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.
- Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25
cm di atas permukaan meja.
- Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan
permukaan meja dan perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan
tiang penyangga.
Bola
- Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.
- Berat bola harus 2,7 gram.
- Bola harus terbuat dari bahan selulosa (celluloid) atau
sejenis bahan plastik, berwarna putih atau oranye, dan tidak mengkilap.
Bet
- Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi
daun raket harus datar dan kaku.
- Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari
ketebalannya; lapisan perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan
yang berserat seperti serat karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass
fibre) atau bahan kertas yang dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh
lebih dari 7,5 % dari total ketebalan atau berukuran 0,35 mm, yang lebih
tipis yang dipakai sebagai acuan.
- Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus
ditutupi oleh karet licin/halus maupun bintik, bila menggunakan karet
bintik yang menonjol ke luar (tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk
lapisan lem perekat tidak boleh lebih dari 2.0 mm, atau jika menggunakan
karet lapis (karet + spons) dengan bintik di dalamnya menghadap keluar
atau ke dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih dari 4.0 mm sudah
termasuk dengan lem perekat.
- Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal karet yang
bukan seluler (cellular), sintetik atau alami, dengan bintik yang menyebar
dipermukaannya secara merata dengan kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm2
dan tidak lebih dari 30 per-cm2.
- Karet lapis (sandwich rubber) adalah lapisan
tunggal karet seluler (biasa disebut spons) yang ditutupi/ditumpuk dengan
satu lapisan luar karet bintik biasa (biasa disebut topsheet), ketebalan
dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.
- Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu
sendiri, kecuali pada bagian yang terdekat dari pegangan raket dan yang
ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain atau tidak
ditutupi.
- Daun raket, lapisan yang ada di dalam dan lapisan yang
menutupinya baik karet atau lemnya pada sisi yang digunakan untuk memukul
bola harus tiada sambungan dan ketebalannya juga merata.
- Permukaan karet yang menutup daun raket di satu sisi
harus berwarna merah menyala di satu sisi dan hitam di sisi lain (tidak
sama dengan warna sebelahnya), atau permukaan daun raket yang dibiarkan
polos tanpa penutup harus berwarna pudar.
- Karet penutup raket yang digunakan harus tanpa
perlakuan bahan kimia, merubah karakterisktik karet secara fisik, atau hal
lainnya.
- Apabila terjadi sedikit kekurangan/ penyimpangan pada
warna dan kesinambungan permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh
kejadian yang tidak disengaja dapat diijinkan sepanjang tidak merubah
karakteristik dari permukaan karet.
- Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar
raketnya selama permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan
raketnya pada lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan
lawannya untuk memeriksa/ mencobanya.
Definisi-definisi
- Suatu reli (rally) adalah suatu periode selama bola
dalam permainan.
- Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di
telapak tangan bebas sebelum bola dilambungkan pada saat servis hingga
reli diputuskan sebagai suatu let atau poin.
- Suatu let adalah suatu reli yang hasilnya tidak
dinilai/dihitung.
- Suatu poin adalah hasil suatu reli yang hasilnya
dinilai/dihitung.
- Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.
- Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket;
lengan bebas adalah lengan dari tangan bebas.
- Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya
dengan raket yang dipegangnya atau bagian tangan dibawah pergelangan
tangan yang memegang raket ketika bola masih dalam permainan.
- Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia, atau apa
saja yang dipakai atau dibawanya, mengenai bola dalam permainan ketika
bola masih berada/melintas di atas permukaan meja dan belum melewati garis
akhir, belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul oleh lawannya.
- Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis(server)
adalah pemain yang memukul bola pertama kalinya dalam suatu reli.
- Penerima bola (receiver) adalah pemain yang memukul
bola yang kedua pada suatu reli.
- Wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi
permainan.
- Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk
membantu wasit dengan keputusan-keputusan tertentu.
- Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain
adalah segala sesuatu yang dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada saat
reli dimulai.
- Bola sudah harus dinyatakan melewati atau mengelilingi
net jika telah melalui bagian mana saja selain antara net dan tiangnya dan
antara net dan permukaan meja.
- Garis akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi
ujung meja.
Servis
- Servis dimulai dengan bola diam berada di atas
permukaan telapak tangan yang terbuka dari tangan bebas pelaku servis
(siap untuk dilambungkan).
- Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal
ke atas, tanpa putaran, sehingga bola naik minimal 16 cm dari permukaan
telapak tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum
dipukul.
- Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya
sehingga menyentuh mejanya terlebih dahulu dan setelah melewati net atau
mengelilingi net kemudian menyentuh meja dari penerima; pada permainan
ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari masing-masing meja pelaku
servis dan penerima secara berurutan.
- Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus
berada di atas perpanjangan permukaan meja permainan (di belakang batas
akhir meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh dihalangi dari pandangan
penerima oleh pelaku servis atau pasangan gandanya atau apa saja yang
mereka bawa atau pakai.
- Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tangan
bebas pelaku servis harus disingkirkan/ditarik dari ruang antara bola dan
net. Catatan: Ruang antara bola dan net (net dan tiang penyangga)
ditentukan oleh bola yang dilambungkan.
- Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis
agar wasit atau pembantu wasit dapat diyakinkan bahwa servisnya sesuai
peraturan dan demikian juga untuk memutuskan bahwa servisnya tidak benar.
- Jika wasit atau pembantu wasit ragu atas keabsahan suatu servis, maka pada kesempatan pertama pada pertandingan tersebut, dapat menghentikan pemainan dan memperingatkan pelaku servis; tetapi untuk servis yang meragukan berikutnya yang dilakukan oleh pemain atau pasangannya harus dinyatakan tidak benar/sah.
- Pengecualian, wasit dapat melonggarkan persyaratan
servis yang baik jika diyakini bahwa rintangan tersebut disebabkan oleh
kemampuan fisik yang tidak normal (cacat).
Pengembalian
Bola
- Bola, setelah diservis atau dikembalikan, harus dipukul
sehingga melewati/mengelilingi net dan menyentuh meja lawan, baik secara
langsung maupun setelah menyentuh perangkat net.
Urutan
Permainan
- Pada permainan tunggal, pelaku servis harus melakukan
servis terlebih dahulu, kemudian penerima harus melakukan pengembalian dan
setelah itu pelaku servis dan penerima secara bergantian melakukan
pengembalian.
- Pada permainan ganda, pelaku servis harus melakukan
servis terlebih dahulu, selanjutnya penerima melakukan pengembalian,
kemudian, pasangan pelaku servis melakukan pengembalian, pasangan penerima
kemudian melakukan pengembalian dan akhirnya setiap pemain melakukan
pengembalian sesuai gilirannya.
- Ketika pemain cacat yang duduk di kursi roda bermain
ganda, pelaku servis melakukan servis terlebih dahulu kemudian
dikembalikan oleh penerima, tetapi setelah itu, siapa saja dari mereka
boleh melakukan pengembalian. Namun demikian, apabila kursi roda (bagian
mana saja dari kursi roda) melewati garis tengah meja, maka wasit
menyatakan poin untuk lawannya.
Satu
Let
- Reli dinyatakan let:
- Jika pada saat servis, bola melewati net dan
menyentuhnya, kemudian bola masuk atau dipukul oleh penerima atau
pasangannya;
- Jika servis dilakukan pada saat penerima atau
pasangannya belum siap, dan baik penerima atau pasangannya tidak berusaha
memukul bola/ mengembalikan;
- Jika gagal melakukan servis atau pengembalian atau jika
sesuai dengan peraturan bahwa hal tersebut disebabkan gangguan di luar
kontrol pemain;
- Jika permainan dihentikan oleh wasit atau pembantu
wasit;
- Jika penerima pada pemain cacat yang menggunakan kursi
roda dan pada saat servis, apakah servisnya benar atau tidak
- Setelah mengenai meja penerima (pantulan bola) mengarah
ke net.
- berhenti di bagian meja penerima.
- pada salah satu bagian sisi meja, bola keluar setelah
mengenai bagian samping meja penerima.
- Permainan dapat dihentikan
- Untuk mengoreksi kesalahan urutan servis, penerima,
atau tempat;
- Untuk memulai sistem percepatan waktu;
- Untuk menghukum dan memperingati pemain atau penasihat;
- Karena kondisi permainan terganggu dan mempengaruhi
hasil reli.
Poin
- Selain reli dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat
poin
- Jika lawannya gagal melakukan servis yang benar;
- Jika lawannya gagal melakukan pengembalian yang benar;
- Jika, setelah melakukan servis atau pengembalian, bola
menyentuh apa saja selain net sebelum dipukul oleh lawannya;
- Jika bola melewati meja atau berada di luar permukaan
meja, tanpa menyentuh meja;
- Jika lawannya menyentuh bola;
- Jika lawannya dengan sengaja memukul bola dua kali
secara beruntun;
- Jika lawannya memukul bola dengan sisi daun raket yang
tidak dilapisi karet atau tidak sesuai dengan ketentuan sebelumnya.
- Jika lawannya, atau apa saja yang dipakainya
menggerakkan permukaan meja;
- Jika lawannya atau apa saja yang dipakai menyentuh net;
- Jika tangan bebas lawannya menyentuh permukaan meja;
- Jika, dalam permainan ganda, setelah pelaku servis
pertama melakukan servis ke penerima dengan benar, kemudian lawannya
memukul bola di luar dari urutannya;
- Seperti yang dijelaskan dalam sistem percepatan waktu
(2.15.04).
- Jika pemain atau pasangan cacat yang menggunakan kursi
roda dan
- Lawannya tidak tidak berada pada posisi duduk yang
minimal pada kursi rodanya, belakang paha tidak menempel, ketika bola
dipukul;
- Lawannya menyentuh bola dengan tangan mana saja sebelum
memukul bola;
- Kaki lawannya menyentuh lantai semasa (bola) dalam
permainan.
- Seperti yang dijelaskan pada urutan permainan
(2.08.03).
Satu
Game/set
- Suatu game dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain/
pasangan yang pertama mendapat poin 11, kecuali kedua pemain atau pasangan
sama mendapatkan poin 10, pada situasi ini, salah satu pemain atau
pasangan harus mendapat selisih kemenangan 2 (dua) poin atas lawannya.
Satu
Pertandingan
- Suatu pertandingan terdiri dari game/set ganjil
terbaik.
Memilih
Servis, Menerima Bola, dan Tempat
- Hak untuk memilih urutan servis, menerima bola, atau
tempat harus diputuskan oleh undian dan pemenangnya dapat memilih servis,
atau menerima bola, atau memilih tempat terlebih dahulu;
- Bila salah satu pemain/pasangan telah memilih servis
atau menerima atau memilih tempat, maka lawannya harus memilih yang
lainnya;
- Setelah mencapai 2 (dua) poin, penerima/pasangan yang
harus menjadi pelaku servis, dan seterusnya secara bergantian hingga game
selesai, kecuali kedua pemain/pasangan telah sama-sama mencapai poin 10
atau sistem percepatan waktu diberlakukan, maka urutan servis dan menerima
tetap sama tetapi tiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara
bergantian;
- Pada setiap game/set dalam pertandingan ganda, pasangan
yang berhak melakukan servis terlebih dahulu harus menentukan siapa dari
mereka yang melakukan servis pertama dan penerima bola juga harus
menentukan siapa yang terlebih dahulu menerima bola; pada game/set
berikutnya, pemain yang melakukan servis (server) pertama ditentukan oleh
pasangan tersebut dan penerima adalah pemain yang melakukan servis
kepadanya pada game sebelumnya;
- Dalam ganda, tiap pindah servis, penerima sebelumnya
menjadi pelaku servis dan pasangan yang melakukan servis sebelumnya
menjadi penerima servis.
- Pemain/pasangan yang melakukan servis pertama pada
suatu game/set menjadi penerima pada game/set berikutnya dan untuk game terakhir/penentuan
pada pertandingan ganda, pasangan yang menerima bola kemudian harus
merubah urutan yang menerima apabila salah satu pasangan telah mencapai
poin 5;
- Pemain/pasangan yang memulai pada suatu sisi (tempat)
dalam suatu game akan pindah tempat pada game berikutnya dan pada game/set
penentuan, pemain/pasangan, harus tukar tempat jika salah satunya telah
mendapat skor/poin 5.
Kesalahan
Urutan Servis, Penerima, Tempat
- Jika pemain melakukan kesalahan urutan servis (server
maupun receiver), permainan harus segera dihentikan oleh wasit dan
dilanjutkan sesuai dengan urutan yang sebenarnya siapa yang seharusnya
melakukan servis dan menerima bola pada skor/angka yang telah dicapai,
sesuai dengan urutan pada saat mulai pertandingan dan, dalam permainan ganda,
sesuai dengan urutan pemain yang telah ditetapkan untuk melakukan servis
pertama dalam game/set tersebut sejak kesalahannya ditemukan.
- Jika para pemain tidak bertukar tempat pada saat mereka
seharusnya melakukannya, wasit harus menghentikan permainan dan
dilanjutkan sesuai dengan pemain yang sebenarnya pada skor yang telah
diraih, disesuaikan dengan urutan yang telah ditetapkan pada saat
pertandingan dimulai.
- Dalam keadaan apapun, semua poin yang telah diraih
sebelum kesalahan ditemukan harus dihitung.
SISTEM
PERCEPATAN WAKTU (Expedite System)
- Kecuali seperti yang dijelaskan pada aturan
selanjutnya, sistem percepatan waktu harus diberlakukan setelah 10 menit
permainan dalam satu game atau kapan saja diminta oleh kedua pemain atau
pasangan.
- Sistem percepatan waktu tidak lagi berlaku dalam satu
game jika skor yang sudah diraih berjumlah 18 (delapan belas).
- Jika bola masih dalam permainan ketika batas waktu
telah habis, permainan harus diberhentikan oleh wasit dan dilanjutkan
dengan mengulang servis oleh pemain yang melakukan servis pada saat
permainan berlangsung; jika bola tidak dalam permainan (bola mati) dan
sistem percepatan waktu harus diberlakukan, permainan dilanjutkan dengan
pelaku servis adalah yang menerima bola pada reli sebelumnya.
- Setelah itu, setiap pemain harus melakukan servis 1
kali secara bergantian hingga game berakhir, dan jika pemain/pasangan yang
menerima telah melakukan 13 kali pengembalian, penerima mendapat satu
poin.
- Pemberlakuan sistem perccepatan waktu harus tidak
merubah urutan servis dan penerima pada pertandingan tersebut, seperti
yang diuraikan pada 2.13.06.
- Sekali diterapkan, sistem percepatan waktu harus terus
diberlakukan hingga pertandingan selesai.
Dari poin-poin peraturan permainan tenis meja terbaru di atas dapat kita lihat banyaknya aturan-aturan dalam
permainan tenis meja yang harus kita pahami sebagai pemain. Aturan di atas
terakhir diperbarui pada bulan Maret 2014. Semoga membantu.
Anda pikir artikel ini tidak
penting(?) nyatanya Anda sudah baca sampai akhir dan sekarang Anda jadi ingin
like dan pengen membagikan artikel ini ke teman Anda
Sejarah Permainan Tenis Meja
Kali ini kita akan membahas mengenai
sejarah tenis meja atau sering disebut dengan "ping-pong". Tenis meja
merupakan permainan yang digemari oleh berbagai kalangan di Indonesia. Selain
karena mudah dimainkan oleh siapa saja, tenis meja juga tidak membutuhkan
lapangan yang luas sehingga tak menguras banyak tenaga. Ok, mari kita mengulik sejarah
permainan tenis meja berikut ini.
ads
Awal
Perkembangan Tenis Meja
Sejarah tenis meja sendiri berawal
di Inggris, dimulai sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an.
Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang
digunakan. Boleh jadi mereka menyebut permainan itu sebagai gossima, flim-flam,
atau ping pong. Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami sejumlah
perubahan di Inggris. Belakangan, ada yang memperkenalkan bola seluloid pada
permainan itu, sedangkan yang lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari
kayu. Tenis meja juga populer di Amerika Serikat (AS) sekitar 1900-an.
Sayang, permainan ini mulai kehilangan popularitas. Tapi secara bersamaan muncul satu gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya menghidupkan kembali ping pong sebagai olahraga serius pada 1922. Hasilnya, terbentuklah Internatinalle de Table Tenis Federation (ITTF) yang terdiri atas 140 negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Sayang, permainan ini mulai kehilangan popularitas. Tapi secara bersamaan muncul satu gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya menghidupkan kembali ping pong sebagai olahraga serius pada 1922. Hasilnya, terbentuklah Internatinalle de Table Tenis Federation (ITTF) yang terdiri atas 140 negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Penyebaran
dan Kompetisi Tenis Meja
Olahraga ini pun segera menyebar ke
Jepang dan negara Asia lain. Jepang pun mendominasi olahraga tersebut pada
1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan
1970-an, Cina menguasai sendiri tenis meja. Tapi, setelah tenis meja menjadi
cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade pada 1980-an, negara lain seperti
Swedia dan Korea Selatan turut masuk dalam jajaran papan atas dunia.
Istilah
Ping Pong
Istilah kata ping pong
merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di
Indonesia juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong. Permainan ping pong
sama dengan permainan badminton yaitu menggunakan raket, namun raket bola ping
pong terbuat dari papan dan dilapisi dengan karet atau sering disebut bat (baca
bet). Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat Cina, Jepang dan
Korea. Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di
Asia. Sedangkan sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930.
Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda
sebagi suatu permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum perang dunia ke II
para tokoh petinis meja indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh
Indonesia). Dan sejak itu, Perkembangan tenis meja di Indonesia hingga sekarang
bisa dikatakan cukup pesat.
Permainan tenis meja masuk Asia Selatan ,India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia(TTFA).
Perkembangan
Tenis Meja di Indonesia
Permainan tenis meja di Indonesia
baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai
pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.Hanya golongan
tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain
keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.Sebelum
perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan
mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada tahun 1958 dalam
kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan
Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.
Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan tenis meja nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
Nah, demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai sejarah permainan tenis meja, semoga bermanfaat dan membantu Anda.
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.
Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan tenis meja nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
Nah, demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai sejarah permainan tenis meja, semoga bermanfaat dan membantu Anda.
No comments:
Post a Comment