Kenapa Bumi Kita Berotasi?
Tahukah kawan bahwa bumi kita berotasi? Sejak ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan seperti Copernicus, Galileo, dan Isaac Newton saat ini kita mengetahui bahwa bumi merupakan satu dari delapan planet di Tata Surya kita. Bersama-sama dengan yang lain, Bumi bergerak mengelilingi Matahari (berevolusi). Namun selain berputar mengelilingi Matahari, Bumi kita juga berputar pada porosnya (berotasi). Namun pernahkah kawan bertanya-tanya kenapa bumi kita berotasi, mengapa bumi perlu berotasi, dan bila bumi berputar pada porosnya kenapa kita tidak merasakan bumi kita berputar?
Bumi Kita Berotasi Sejak Dari Awal Terbentuk
Sekitar 4,7 miliar tahun yang lalu, bumi belum terbentuk daratan dan lautan seperti yang kita kenal. Bumi masih terbentuk dari kumpulan-kumpulan debu dan gas bekas sisa-sisa fenomena Big Bang. Akibat pengaruh gravitasi, debu dan gas bergerak saling tarik menarik satu sama lain. Tarikan paling kuat berasal di tengah-tengah kumpulan menyebabkan debu dan gas tertarik ke pusat dengan gerakan berputar. Seiring dengan waktu, partikel gas dan debu memadat sehingga terciptalah daratan.
Perkembangan Big Bang
Ilustrasi perkembangan Alam Semesta, mulai dari Big Bang, awal terbentuk sampai ini saat ini (foto: wikiimages, pixabay)
Berdasarkan hukum kedua Newton, mengenai aksi dan reaksi, benda yang bergerak pada laju tertentu akan cenderung tetap bergerak. Ketika berwujud padat pun, putaran akibat proses tersebut tidak hilang. Setelah bumi menjadi lebih dingin dan atmosfer serta air terbentuk, bumi tetap berputar pada porosnya.
Produk-Produk Rotasi Bumi
Bumi selalu berputar 24/7 tanpa henti sejak terbentuk 4,7 miliar tahun yang lalu. Putaran rotasi bumi menyebabkan pergantian siang dan malam dan membuat kita menciptakan sistem jam dan hari untuk mencatat perubahan waktu. Perubahan siang dan malam merupakan faktor eksternal yang penting untuk menunjang sebuah ekosistem dan biota yang terkandung di dalamnya.
Ilustrasi Siang dan alam
Adanya siang dan malam akibat bumi berotasi (ilustrasi, foto: qimono, pixabay)
Perbedaan jam atau zonasi waktu juga merupakan produk dari rotasi bumi. Zonasi waktu diperlukan untuk membedakan masing-masing waktu daerah. Greenwich Mean Time (GMT) merupakan patokan waktu di dunia dengan Indonesia memiliki perbedaan tujuh jam lebih cepat dari GMT (+7 waktu GMT).
Putaran bumi menciptakan medan magnet raksasa yang melindungi planet kita dari radiasi matahari yang merusak. Berkebalikan dengan kutub, magnet raksasa bumi bagian Selatan terletak di Kutub Utara, sementara bagian Utara terletak di Kutub Selatan.
medan magnet bumi
Terbentuknya medan magnet bumi yang melindungi bumi dari radiasi matahari tidak langsung merupakan hasil dari bumi yang berotasi (foto earthsky)
Paling penting untuk diketahui bahwa dengan adanya rotasi Bumi, kehidupan dapat berkembang, berevolusi, dan berlangsung di atas permukaan bumi seperti yang sudah kita ketahui saat ini. Bayangkan bila bumi tidak berputar, maka sisi yang konstan mendapatkan sinar matahari akan memiliki suhu yang mendidih sementara sisi yang membelakangi matahari akan memiliki suhu rendah yang ekstrim.
Berputar, Tapi Miring
Bumi kita tidak berputar tegak lurus, melainkan sedikit miring dengan kemiringan 23.5 derajat. Kemiringan ini lah berkontribusi dalam perbedaan musim di bumi bagian utara dan selatan. Negara dengan lintang tinggi merasakan variasi durasi siang dan malam.
Kemiringan Bumi
Kemiringan bumi sebesar 23.5 derajat (foto: learngeology, blogspot)
Bila bumi tidak miring, maka seluruh bagian bumi akan merasakan durasi waktu siang dan malam yang sama. Negara kita akan tetap merasakan suhu panas yang sama sepanjang tahunnya.
Terlalu Besar Untuk Dirasakan
Bumi kita berotasi dengan kecepatan sekitar 1.700 kilometer per jam, membawa kita dan seluruh isinya di dalam putaran siang dan malam. Namun bila bumi berotasi dengan cepat, mengapa kita tidak merasakannya?
Kopi Tumpah
Bila tiba-tiba kecepatan rotasi bumi berubah, kita akan sangat merasakannya. Ibarat gelas kopi yang diputar konstan dan tiba-tiba berhenti (foto: pixabay)
Pergerakan rotasi bumi adalah konstan, namun karena massa dan ukuran bumi yang sangat besar, sehingga kita tidak merasakan putarannya karena kita juga ikut bergerak bersamanya. Hal ini dianalogikan bila kawan berada di dalam kereta atau pesawat. Fisikawan menyebutnya ini sebagai ‘bingkai referensi’ atau ‘perspektif’. Bila kita di dalam kereta dan melihat keluar, kita akan melihat sekitar kita yang bergerak, bukan kita sehingga kita tidak ikut bergerak.