Saturday, November 16, 2019

KENAPA BUMI KITA BERPUTARI(BEROTASI)?


Kenapa Bumi Kita Berotasi?
Tahukah kawan bahwa bumi kita berotasi? Sejak ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan seperti Copernicus, Galileo, dan Isaac Newton saat ini kita mengetahui bahwa bumi merupakan satu dari delapan planet di Tata Surya kita. Bersama-sama dengan yang lain, Bumi bergerak mengelilingi Matahari (berevolusi). Namun selain berputar mengelilingi Matahari, Bumi kita juga berputar pada porosnya (berotasi). Namun pernahkah kawan bertanya-tanya kenapa bumi kita berotasi, mengapa bumi perlu berotasi, dan bila bumi berputar pada porosnya kenapa kita tidak merasakan bumi kita berputar?

Bumi Kita Berotasi Sejak Dari Awal Terbentuk
Sekitar 4,7 miliar tahun yang lalu, bumi belum terbentuk daratan dan lautan seperti yang kita kenal. Bumi masih terbentuk dari kumpulan-kumpulan debu dan gas bekas sisa-sisa fenomena Big Bang. Akibat pengaruh gravitasi, debu dan gas bergerak saling tarik menarik satu sama lain. Tarikan paling kuat berasal di tengah-tengah kumpulan menyebabkan debu dan gas tertarik ke pusat dengan gerakan berputar. Seiring dengan waktu, partikel gas dan debu memadat sehingga terciptalah daratan.

Perkembangan Big Bang
Ilustrasi perkembangan Alam Semesta, mulai dari Big Bang, awal terbentuk sampai ini saat ini (foto: wikiimages, pixabay)
Berdasarkan hukum kedua Newton, mengenai aksi dan reaksi, benda yang bergerak pada laju tertentu akan cenderung tetap bergerak. Ketika berwujud padat pun, putaran akibat proses tersebut tidak hilang. Setelah bumi menjadi lebih dingin dan atmosfer serta air terbentuk, bumi tetap berputar pada porosnya.

Produk-Produk Rotasi Bumi
Bumi selalu berputar 24/7 tanpa henti sejak terbentuk 4,7 miliar tahun yang lalu. Putaran rotasi bumi menyebabkan pergantian siang dan malam dan membuat kita menciptakan sistem jam dan hari untuk mencatat perubahan waktu. Perubahan siang dan malam merupakan faktor eksternal yang penting untuk menunjang sebuah ekosistem dan biota yang terkandung di dalamnya.

Ilustrasi Siang dan alam
Adanya siang dan malam akibat bumi berotasi (ilustrasi, foto: qimono, pixabay)
Perbedaan jam atau zonasi waktu juga merupakan produk dari rotasi bumi. Zonasi waktu diperlukan untuk membedakan masing-masing waktu daerah. Greenwich Mean Time (GMT) merupakan patokan waktu di dunia dengan Indonesia memiliki perbedaan tujuh jam lebih cepat dari GMT (+7 waktu GMT).

Putaran bumi menciptakan medan magnet raksasa yang melindungi planet kita dari radiasi matahari yang merusak. Berkebalikan dengan kutub, magnet raksasa bumi bagian Selatan terletak di Kutub Utara, sementara bagian Utara terletak di Kutub Selatan.

medan magnet bumi
Terbentuknya medan magnet bumi yang melindungi bumi dari radiasi matahari tidak langsung merupakan hasil dari bumi yang berotasi (foto earthsky)
Paling penting untuk diketahui bahwa dengan adanya rotasi Bumi, kehidupan dapat berkembang, berevolusi, dan berlangsung di atas permukaan bumi seperti yang sudah kita ketahui saat ini. Bayangkan bila bumi tidak berputar, maka sisi yang konstan mendapatkan sinar matahari akan memiliki suhu yang mendidih sementara sisi yang membelakangi matahari akan memiliki suhu rendah yang ekstrim.

Berputar, Tapi Miring
Bumi kita tidak berputar tegak lurus, melainkan sedikit miring dengan kemiringan 23.5 derajat. Kemiringan ini lah berkontribusi dalam perbedaan musim di bumi bagian utara dan selatan. Negara dengan lintang tinggi merasakan variasi durasi siang dan malam.

Kemiringan Bumi
Kemiringan bumi sebesar 23.5 derajat (foto: learngeology, blogspot)
Bila bumi tidak miring, maka seluruh bagian bumi akan merasakan durasi waktu siang dan malam yang sama. Negara kita akan tetap merasakan suhu panas yang sama sepanjang tahunnya.

Terlalu Besar Untuk Dirasakan
Bumi kita berotasi dengan kecepatan sekitar 1.700 kilometer per jam, membawa kita dan seluruh isinya di dalam putaran siang dan malam. Namun bila bumi berotasi dengan cepat, mengapa kita tidak merasakannya?

Kopi Tumpah
Bila tiba-tiba kecepatan rotasi bumi berubah, kita akan sangat merasakannya. Ibarat gelas kopi yang diputar konstan dan tiba-tiba berhenti (foto: pixabay)
Pergerakan rotasi bumi adalah konstan, namun karena massa dan ukuran bumi yang sangat besar, sehingga kita tidak merasakan putarannya karena kita juga ikut bergerak bersamanya. Hal ini dianalogikan bila kawan berada di dalam kereta atau pesawat. Fisikawan menyebutnya ini sebagai ‘bingkai referensi’ atau ‘perspektif’. Bila kita di dalam kereta dan melihat keluar, kita akan melihat sekitar kita yang bergerak, bukan kita sehingga kita tidak ikut bergerak.

Penjelasan Mengapa planet berbentuk bulat?

Planet bumi berbentuk bulat bisa disimpulkan dari kebiasaannya berotasi dan berevolusi terhadap matahari. Bahkan foto dari luar angkasa juga telah membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat.

Sama dengan bumi, planet lain juga berbentuk bulat namun dengan ukuran yang berbeda-beda, contohnya Jupiter dengan ukurannya yang sangat besar. Apa penyebab planet-planet tersebut berbentuk bulat?

Planet berbentuk bulat karena medan gravitasi yang berpusat pada inti mereka. Sebuah planet berperilaku seperti cairan dimana dalam jangka waktu tertentu akan tertarik ke pusat gravitasinya sebagai akibat gaya tarik gravitasi.

Nah, proses tarikan inilah yang memaksa sebuah planet untuk berbentuk bulat dengan menarik semua massa mendekat dengan pusat gravitasi. Proses ini disebut dengan “Isostatic Adjustment” atau penyesuaian isostatik.

Berbeda dengan planet, asteroid yang memiliki tubuh lebih kecil memiliki tarikan gravitasi yang lebih lemah. Gravitasi yang lebih lemah ini tidak mampu melawan kekuatan mekanik asteroid untuk memaksa tubuh asteroid memusatkan massa ke pusat gravitasinya.

Akibatnya, badan-badan ini tidak membentuk bola tetapi menjadi bentuk yang tak teratur dan bentuk yang terbisah-pisah.

Mengapa planet berbentuk bulat??

Ini Penjelasan Mengapa Planet Berbentuk Bulat

 Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, mengapa seluruh planet di tata surya berbentuk bulat? Bahkan tak hanya planet saja, tetapi Matahari dan Bulan pun berbentuk bulat. Lantas, tahukah kamu mengapa semuanya berbentuk bulat?

Dilansir dari laman Brilio via Universe Today, Minggu (9/9/2018), diketahui tata surya dibentuk dari nebula atau sebuah konsentrasi area yang berisikan gas dan debu kosmik. Elemen tersebut juga kerap dijuluki dengan istilah ISM atau Instellar Medium.
Gas dan debu kosmik tersebut kemudian tersebar dimana-mana, lalu akan berkumpul menjadi satu pada sebuah gravitasi yang cocok dengannya. Gas dan debu kosmik itu pun akan tertarik pada medan gravitas.
Jadi, sebuah planet yang memiliki kandungan cairan akan tertarik ke pusat gravitasinya sebagai akibat gaya tarik gravitasi.
Planet terbentuk dari kumpulan gas panas yang kemudian menyusut. Tarikan gravitasi antar unsur-unsur pembentuk benda angkasa itu membuatnya berbentuk bulat, karena bentuk bulat adalah bentuk dimana semua unsur bisa sedekat mungkin dengan pusat gravitasi.
Proses tarikan inilah yang memaksa sebuah planet untuk berbentuk bulat dengan menarik semua massa mendekat dengan pusat gravitasi. Proses ini disebut dengan isostatic adjustment atau penyesuaian isostatik.
Sementara itu, besar kecilnya planet tersebut tergantung dengan seberapa besar gaya gravitasi yang menariknya. Jupiter memiliki gaya gravitasi paling besar, sehingga ukuran planetnya pun menjadi yang paling besar.
Benda-benda yang lebih kecil, seperti beberapa asteroid dan meteoroid, tidak memiliki bentuk bulat karena gravitasi internal mereka tidak cukup besar. Sehingga bentuknya pun tidak beraturan.
Sementara Matahari, meski kita tahu ukurannya sangat besar, namun berdasarkan studi yang dilakukan sejumlah ilmuwan baru-baru ini, ukuran matahari ternyata lebih besar dari yang kita perkirakan sebelumnya.
Adalah Xavier Jubier dan Ernie Wright, astronom NASA yang meneliti ukuran Matahari dengan sekumpulan data di Solar Dynamics Observatory (SD).
Mereka menyadari hal tersebut saat mengamati gerhana Matahari yang berlangsung di Amerika Serikat (AS).
Meski demikian, Jubier dan Wright tidak dapat mengestimasikan secara detail berapa ukuran Matahari yang sebenarnya. Mereka hanya merujuk pada ukuran terakhir yang ditetapkan International Astronomical Union, yang pada saat itu memperkirakan matahari memiliki radius 432.280 mil (695.700 kilometer).

MODUL AJAR PJOK SD FASE B KELAS IV MATERI 1.5

  MODUL AJAR PJOK SD FASE B KELAS IV   Penyusun : Jenjang Sekolah : SD K KA REDONG Kelas : IV Materi : 1.5 A...