Wednesday, October 30, 2019

Bahaya merokok

BAHAYA MEROKOK PADA SAAT USIA REMAJA
Ruteng,15 OKTOBER 2019
Berikut 8 masalah kesehatan yang bisa muncul akibat kebiasaan merokok pada saat usia remaja;
1. Kanker
Lebih dari 60 bahan kimia yang terkandung dalam rokok bersifat karsinogen atau menyebabkan kanker. Asap rokok dapat meningkatkan radikal bebas dalam tubuh yang memicu pertumbuhan sel tidak normal.

Mulai dari kanker paru, kanker usus, kanker mulut, hingga kanker pita suara dikaitkan dengan kebiasaan merokok.

2. Penyakit paru obstruktif kronik
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan gangguan pernapasan kronik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, 92 persen pasien PPOK memiliki riwayat merokok.

Baik merokok maupun perokok pasif juga berisiko mengalami gangguan pernapasan lain, seperti asma, bronkitis, hingga tuberkulosis.

3. Jantung
Sebagian besar pasien penyakit jantung koroner atau yang pernah terkena serangan jantung adalah perokok. Rokok mengandung zat beracun yang menyebabkan kerusakan struktur otot jantung dan pembuluh darah jantung.

Nikotin pada rokok adalah "aktor" utama terjadinya penumpukan plak pada pembuluh darah yang bisa menyebabkan penyakit jantung koroner.

4. Stroke
Kandungan asap rokok, salah satunya nikotin, bisa merusak pembuluh darah, termasuk di otak. Aliran darah ke otak terganggu akibat sumbatan pembuluh darah di otak. Pada perokok, risiko terjadinya stroke lebih tinggi dibanding yang tidak merokok.

5. Kulit keriput
Kebiasaan merokok juga bisa menimbulkan masalah kesehatan kulit. Kandungan radikal bebas dapat membuat kulit keriput, kusam, dan kering. Dengan kata lain, merokok bisa mempercepat penuaan.

5. Hipertensi
Kandungan nikotin dalam rokok bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit dan keras karena penumpukan plak. Kondisi ini membuat jantung harus memompa lebih berat dan memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Berawal dari hipertensi, bisa menimbulkan berbagai penyakit lain jika tekanan darah sering tidak terkontrol.

6. Diabetes
Asap rokok yang mengandung radikal bebas bisa mengganggu kinerja insulin yang dihasilkan pankreas. Padahal, insulin dibutuhkan tubuh untuk mengubah glukosa menjadi energi.

Tanpa insulin, gula tetap berada dalam darah yang menyebabkan gula darah tinggi. Perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe dua.

7. Gangguan kehamilan dan janin
Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang merokok atau sering terpapar asap rokok dapat menghambat pertumbuhan bayi karena kandungan nikotin bisa menghalangi asupan nutrisi dan oksigen ke bayi melalui plasenta.

Ibu hamil perokok juga berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lebih rendah dan gangguan penyakit lain. Selain itu, wanita perokok juga berisiko mengalami infertilitas atau ketidaksuburan.

8. Disfungsi ereksi
Kandungan berbahaya dari asap rokok tak hanya menghambat aliran darah ke jantung maupun otak, tetapi juga ke organ vital, yaitu penis.

Terhambatnya aliran darah ke penis bisa menyebabkan disfungsi ereksi atau ketika pria tidak bisa mencapai maupun mempertahankan ereksi. Kebiasaan merokok juga dapat menurunkan kualitas sperma pria yang menjadi salah satu faktor masalah infertilitas.

Sumber: rangkuman materi PJOK SD,SMP,SMA..

Bahaya karbomonoksida 2


Misalnya dari mesin dan knalpot kendaraan, generator set (genset), kompor gas atau minyak, water heater, serta alat pemanggang yang menggunakan arang. Gas ini tidak memiliki rasa atau bau tertentu, dan berbahaya apabila terhirup dalam jumlah banyak. Jika terhirup, karbon monoksida akan berikatan dengan hemoglobin, yaitu bagian sel darah merah yang seharusnya mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, bila karbon monoksida terhirup dalam jumlah banyak, akan terjadi hipoksia.
Siapa pun dapat mengalami keracunan karbon monoksida, khususnya mereka yang berada di ruangan dengan ventilasi yang buruk.
Gejala Keracunan Karbon Monoksida
Pada awalnya, gejala keracunan karbon monoksida tidak tampak jelas karena mirip dengan keracunan makanan atau gejala flu, namun tanpa demam, khususnya jika gas yang dihirup masih dalam jumlah yang kecil. Gejala biasanya mereda saat penderita menjauhi sumber gas. Gejala tersebut di antaranya adalah:
Sakit kepala tegang.
Pusing.
Mual dan muntah.
Rasa lelah.
Linglung.
Sakit maag.
Jika penderita terus terpapar gas karbon monoksida dan menghirupnya dalam jumlah yang tinggi, akan timbul gejala berupa:
Kehilangan keseimbangan dan koordinasi.
Gangguan penglihatan.
Penurunan fungsi memori.
Perubahan perilaku.
Kejang.
Vertigo.
Sesak dan takikardia.
Angina pektoris.
Kehilangan kesadaran.
Menghirup karbon monoksida dengan kadar yang sangat tinggi dapat menimbulkan kematian dalam hitungan menit. Segera cari pertolongan medis, bila ada seseorang yang dicurigai keracunan karbon monoksida.
Selain menimbulkan gejala akut karena menghirup karbon monoksida dalam jumlah yang banyak, menghirup karbon monoksida terus-menerus dalam jumlah kecil (keracunan karbon monoksida kronis) berpotensi menimbulkan gangguan saraf dengan gejala sulit berpikir dan konsentrasi, serta perubahan emosi yaitu menjadi gampang marah, depresi, impulsif, dan membuat keputusan yang tidak masuk akal.
Penyebab Keracunan Karbon Monoksida
Seperti telah dijelaskan, karbon monoksida merupakan gas yang dihasilkan dari pembakaran. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang berpotensi mengakibatkan keracunan karbon monoksida:
Menggunakan peralatan yang menggunakan bahan bakar minyak, arang atau gas (seperti water heater) di dalam rumah dengan pemasangan dan pemeliharaan yang tidak baik atau ventilasi yang kurang baik.
Berada dalam satu ruangan tanpa ventilasi aktif (misalnya exhaust fan) bersama mobil atau mesin generator yang dinyalakan.
Memasak di dapur yang tidak memiliki ventilasi.
Membersihkan cat dengan cairan pembersih yang mengandung methylene chloride (dichloromethane).
Merokok shisha di ruangan tertutup.
Berenang di lingkungan yang terdapat jetski dengan mesin menyala.
Berada dalam mobil atau kendaraan lain yang sedang diam dengan mesin menyala, dan tertutup, serta terdapat kebocoran sistem pembuangan (knalpot).
Kebakaran.
Meski siapa pun dapat keracunan karbon monoksida, kelompok berikut ini lebih rentan mengalami efek dari keracunan karbon monoksida:
Bayi.
Orang tua.
Penderita penyakit jantung.
Penderita asma atau masalah pernapasan lainnya.
Diagnosis Keracunan Karbon Monoksida
Mengingat gejala keracunan karbon monoksida (CO) yang tidak spesifik, terkadang diagnosis menjadi sulit. Sangat penting bagi dokter untuk mengetahui kondisi atau kegiatan yang dilakukan pasien sebelum timbulnya gejala, yang mungkin berpotensi untuk mengakibatkan keracunan karbon monoksida. Terdapat beberapa tanda yang dapat meningkatkan kecurigaan bahwa seseorang mengalami keracunan CO, yaitu:
Tidak hanya 1 orang yang mengalami keluhan tersebut.
Bila terdapat binatang peliharaan, binatang peliharaan tersebut juga menjadi sakit.
Keluhan hilang bila penderita menjauhi sumber gas.
Bila pasien memiliki gejala dan kondisi yang berpotensi mengakibatkan keracunan karbon monoksida, dokter akan melakukan pemeriksaan analisis gas darah arteri untuk melihat kadar carboxyhemoglobin (HbCO), yaitu karbon monoksida dalam darah yang berikatan dengan hemoglobin. Bila kadarnya lebih dari 3-4%, dapat dipastikan pasien tersebut mengalami keracunan karbon monoksida. Pada perokok, nilai HbCO yang melebihi 10% baru dapat dianggap sebagai keracunan karbon monoksida. Selain melihat HbCO, analisis gas darah arteri dapat melihat tekanan oksigen dalam darah untuk menilai beratnya hipoksia yang terjadi.
Pemeriksaan untuk menilai fungsi organ lainnya seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan hati juga dapat dilakukan, tergantung beratnya keracunan dan beratnya hipoksia.
Pengobatan Keracunan Karbon Monoksida
Keracunan karbon monoksida (CO) dalam jumlah besar dapat berakibat fatal, sehingga untuk beberapa kasus dengan keracunan CO yang berat, tindakan penyelamatan nyawa akan didahulukan. Prinsip pengobatan keracunan karbon monoksida adalah pemberian oksigen murni (udara yang kita hirup hanya mengandung 21% oksigen) untuk mengembalikan kadar normal oksigen dalam darah. Pemberian oksigen murni tetap dilakukan walaupun CO mengikat hemoglobin (Hb) 230-270 kali lebih kuat dibandingkan dengan oksigen, karena pemberian oksigen murni 100% dapat mempercepat lepasnya ikatan CO dengan Hb.
Pemberian oksigen tekanan tinggi melalui terapi oksigen hiperbarik (TOHB) dipercaya mampu mengurangi gejala gangguan saraf lebih baik dibandingkan dengan hanya diberikan oksigen murni. TOHB juga dipercaya dapat mempercepat pelepasan ikatan CO dengan Hb. Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut terutama mengenai dosis optimal dan frekuensinya. TOHB merupakan terapi yang dilakukan dalam suatu alat (chamber) yang diberi tekanan lebih tinggi dari tekanan di ruangan biasa, dan diberikan oksigen 100%. Keadaan ini mirip dengan orang yang sedang menyelam, namun dalam lingkungan yang kering dan dengan pemberian oksigen 100%.
Komplikasi Keracunan Karbon Monoksida
Terdapat 10-15% penderita keracunan karbon monoksida (CO) yang mengalami komplikasi jangka panjang. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi meliputi:
Kerusakan otak. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan melihat atau mendengar, gangguan memori dan konsentrasi, serta memicu parkinsonisme, yaitu penyakit yang memiliki gejala mirip dengan penyakit Parkinson, namun bukan disebabkan oleh penuaan.
Penyakit jantung. Penyakit jantung koroner merupakan komplikasi yang berkembang akibat paparan CO jangka panjang. Pembuluh darah koroner merupakan pembuluh darah pada jantung, yang bila tersumbat dapat mengakibatkan serangan jantung.
Efek buruk pada Keracunan CO pada wanita hamil dapat berakibat ke janin yang dikandungnya, seperti lahir dengan berat badan rendah, memiliki kelainan perilaku, atau bahkan meninggal di dalam rahim.
Pencegahan Keracunan Karbon Monoksida
Lakukanlah beberapa hal berikut ini untuk mencegah terjadinya keracunan karbon monoksida:
Hindari menyalakan mesin mobil di dalam garasi untuk waktu yang lama, meskipun pintu garasi terbuka.
Jangan tidur di dalam mobil dengan keadaan mesin menyala dan semua pintu serta jendela tertutup.
Hindari berenang atau berada di dekat jet ski atau kapal dengan mesin yang menyala.
Hindari duduk untuk waktu yang lama di dekat alat pemanas yang menggunakan gas atau minyak tanah.
Jangan membakar atau memanggang apa pun di dalam ruangan tertutup.
Pastikan Anda memasang ventilasi yang cukup, terutama untuk ruangan yang memiliki alat yang bekerja dengan bahan bakar, seperti water heater.
Memasang alat detektor karbon monoksida di area yang berpotensi mengalami kebocoran karbon monoksida serta menggantinya setiap 5 tahun sekali.
Melakukan pemeriksaan berkala setahun sekali untuk memastikan semua alat pemanas atau alat yang menggunakan bahan bakar masih dalam kondisi baik.
Meletakkan genset di luar rumah, atau di ruangan yang memiliki jarak dari ventilasi rumah, agar tidak menimbulkan polusi.
Beberapa tanda-tanda berikut ini bisa mengindikasikan adanya kebocoran gas karbon monoksida:
Terdapat noda kuning kecoklatan serta penuh jelaga di sekitar panci atau kompor.
Warna api menjadi kuning dan bukan biru.
Ruangan dipenuhi asap.
Terdapat letupan api saat pertama kali menyalakan alat.
Jika Anda merasa telah terjadi kebocoran gas karbon monoksida di dalam gedung atau rumah, segera buka semua jendela dan pintu, lalu keluar dengan tenang. Segera ke rumah sakit terdekat untuk memastikan Anda tidak keracunan dan jangan kembali masuk ke gedung atau rumah tersebut sebelum petugas memastikan gas sudah hilang.

MONOKSIDA


Monoksida
Di balik manfaatnya untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik dan mudah, minyak bumi ternyata menyimpan dampak yang merugikan lingkungan. Dampak tersebut ditimbulkan oleh penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar. Ada dua jenis pembakaran minyak bumi, yakni pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna. Pada pembakaran sempurna, hidrokarbon akan bereaksi dengan oksigen membentuk gas karbon dioksida dan air. Jika dalam bahan bakar tersebut mengandung nitrogen, sulfur, atau besi, pembakaran sempurna akan menghasilkan nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan besi(III) oksida. Adapun pada pembakaran tidak sempurna, hidrokarbon yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan gas karbon dioksida, gas karbon monoksida, air, dan beberapa senyawa lain seperti nitrogen oksida. Gas-gas seperti karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan besi(III) oksida mencemari lingkungan. Selain akibat pembakaran sempurna ataupun tidak sempurna, pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan bakar disebabkan juga oleh penambahan zat aditif (tetra ethyl lead/TEL) pada bensin untuk meningkatkan bilangan oktan. [2] a. Penggunaan TEL pada bensin TEL mengandung logam berat timbal (Pb) yang terbakar dan akan keluar bersama asap kendaraan bermotor melalui knalpot. Hal ini menyebabkan pencemaran udara. Senyawa timbal merupakan racun dengan ambang batas kecil, artinya pada konsentrasi kecil pun dapat berakibat fatal. Gejala yang diakibatkannya, antara lain: tidak aktifnya pertumbuhan beberapa enzim dalam tubuh, berat badan anak-anak berkurang, perkembangan sistem syaraf lambat, selera makan hilang, cepat lelah, dan iritasi saluran pernapasan. b. Pembakaran tidak sempurna hidrokarbon Pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut: [3] CxHy + O2(g) → C(s) + CO(g) + CO2(g) + H2O(g) 1. Karbon Monoksida (CO) Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah. Oleh karena yang diedarkan ke seluruh tubuh termasuk ke otak bukannya HbO, tetapi justru HbCO. Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat 250 kali dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian. Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi. Salah satunya adalah pembakaran bensin, di mana pada pembakaran yang terjadi di mesin motor, dapat menghasilkan pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut. 2 C8H18(g) + 17 O2(g) → 16 CO(g) + 18 H2O(g) Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak sempurna bensin adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada proses industri, pembakaran sampah, pembakaran hutan, kapal terbang, dan lain-lain. Namun demikian, penyebab utama banyaknya gas CO di udara adalah pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang mencapai 59%. Sekarang ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang berfungsi untuk mengurangi banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut catalytic converter, yang berfungsi mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya, dengan reaksi: 2. Karbondioksida (CO2) Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita. Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect. Untuk mengurangi jumlah CO2 di udara maka perlu dilakukan upaya-upaya, yaitu dengan penghijauan, menanam pohon, memperbanyak taman kota, serta pengelolaan hutan dengan baik. c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3) Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu bara. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam dapat dijelaskan dengan reaksi berikut. a. Pembentukan asam sulfit di udara lembap SO2(g) + H2O((l) ←→ H2SO3(aq) b. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara 2 SO2(g) + O2(g) ←→ 2 SO3(g) c. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk asam sulfat yang lebih berbahaya daripada SO2 dan H2SO3 2 SO3(g) + H2O(l) ←→ H2SO4(aq) Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga menyebabkan sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping menyebabkan hujan asam, oksida belerang baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan, khususnya paru-paru. d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2) Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi. Reaksinya adalah : N2(g) + O2(g) → 2 NO(g) Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO2 dengan reaksi sebagai berikut. 2 NO(g) + O2(g) ←→ 2 NO2(g) Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian. Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Proses pengubahan tersebut dapat dilihat pada reaksi berikut.

Bahaya karbomonoksida bagi kesehatan



Ini Bahayanya Gas Karbon Monoksida Bagi Kesehatan Manusi

1. Gas karbon monoksida merupakan gas yang berbahaya bagi kesehatan, tapi sulit dideteksi keberadaannya
Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak merangsang. Oleh karena itu, gas karbon monoksida sulit dideteksi. Padahal, gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Jika seseorang menghirupnya pada kadar rendah, orang tersebut dapat mengalami sesak napas dan pucat. Jika kadarnya lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan hingga kematian.
2. Mengapa gas ini sangat berbahaya?
Saat seseorang menghirup karbon monoksida, maka gas tersebut akan masuk ke paru-paru dan mengikat hemoglobin pada sel darah. Hemoglobin juga lebih mudah terikat pada karbon monoksida dibanding oksigen. Sehingga jumlah karbon monoksida dalam tubuh akan meningkat dan jumlah oksigen akan berkurang. Hal ini lah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami sesak napas, pingsan, bahkan kematian.
3. Selain menimbulkan aliran oksigen dalam darah tidak lancar, gagal napas dapat menyebabkan berbagai macam gangguan fungsi organ tubuh
ketika napas terganggung, paru-paru tidak dapat mengalirkan oksigen ke dalam darah dengan mudah. Selain itu, gagal napas juga dapat menimbulkan berbagai macam gangguan pada fungsi organ tubuh. Misalnya, dapat menimbulkan pemnyumbatan pada pembulu darah paru-paru, serangan jantung, menganggu fungsi ginjal, gangguang pencernaan, gangguan darah seperti polisitemia, kekurangan oksigen pada otak, serta kegagalan multi organ yang menyebabkan berbagai organ tubuh gagal berfungsi dan berakibat fatal.
4. Sumber karbon monoksida ada di sekitar kita
Sumber keberadaan gas karbon monoksida adalah akibat pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi. Pembakaran tidak sempurna ini juga terjadi pada berbagai kondisi berikut:
Pembakaran bahan bakar, seperti propana, bensin, minyak tanah dan gas alam

Asap knalpot kendaraan bermotor

Asap rokok

Cerobong asap yang tersumbat

Pembakaran bahan bakar dalam ruang tertutup

Di berbagai negara maju, alarm untuk mendeteksi adanya karbon monoksida telah dipasang di setiap tempat. Alarm ini akan memberi tahu secara otomatis jika kadar gas karbon monoksida tinggi.
5. Gejala dan cara mecegah keracunan gas monoksida
Gejala keracunan karbon monoksida ini bisa dideteksi. Jika seseorang keracunan gas ini, dia akan mengalami sakit kepala, pusing, tidak enak badan, tubuh yang sangat lelah, mengantuk, sakit perut dan sesak napas. Penanganan pertama yang bisa dilakukan ketika merasakan gejala tersebut adalah membuka ventilasi atau pintu ruangan lebar-lebar untuk membuang gas karbon monoksida yang tersisa.
Jika kamu tidak ingin keracunan gas ini, pastikan ruangan yang terpasang perlatan gas atau perapian memiliki sirkulasi udara yang baik. Hindari juga memanaskan kendaran bermotor pada garasi tertutup. Selain itu, jika kamu seorang perokok cobalah untuk tidak merokok di sembarang tempat agar tidak menganggu kesehatan orang lain.
Itu tadi hal-hal yang harus kamu waspadai terhadap gas karbon monoksida. Memang gas ini tidak mudah dideteksi, namun kamu harus sadar bahwa gas ini begitu dekat dengan keseharian kita.

MODUL AJAR PJOK SD FASE B KELAS IV MATERI 1.5

  MODUL AJAR PJOK SD FASE B KELAS IV   Penyusun : Jenjang Sekolah : SD K KA REDONG Kelas : IV Materi : 1.5 A...